Ancaman Kenaikan Beban Provisi

 

Bagi pelanggan Fokus, Anda mungkin telah mengikuti laporan panjang kami atas BTPS pada laporan Maret 2023 lalu. Pertanyannya kemudian, setelah publikasi laporan keuangan Juni 2023 dan turunnya laba, bagaimana pandangan kami selanjutnya? Kami akan fokus menelaah tentang CKPN di laporan ini.

Bank syariah terbesar kedua di Indonesia berdasarkan kapitalisasi pasar ini menutup Juni 2023 dengan kenaikan pendapatan 10,33% menjadi sebesar Rp2,83 triliun dibanding periode sebelumnya sebesar Rp2,56 triliun. Kenaikan didorong oleh jumlah penyaluran pinjaman murabahah yang merupakan lini bisnis utama perseroan.

Namun, laba bersih BTPS pada semester I 2023 mengalami penurunan -12,12% menjadi sebesar Rp752,53 miliar dibanding Rp856,29 miliar pada semester I 2022. Pendorong penurunan laba adalah kenaikan beban (non kas) dalam pos ”pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai” (CKPN) yang merupakan biaya provisi untuk antisipasi kerugian atas kredit macet yang disalurkan bank. Pos ini naik dari Rp385,89 miliar pada semester I 2022 menjadi Rp680,48 miliar pada semester I 2023.

Sentimen kenaikan provisi inilah yang menjadi pendorong kekhawatiran investor pada umumnya sehingga harga saham BTPS tertekan sejak awal tahun.

Panjang 990 kata. Waktu baca 5 menit.

Cari peringatan, ide, atau inspirasi dengan mengikuti Fokus Bolasalju.


Artikel ini tersedia untuk pelanggan Riset Bolasalju.

Langganan

Silakan login